Rabu, 06 Februari 2013

[URBAN LEGEND] Laporan Kematian


death-teens.jpg
Kisah berikut ini diceritakan dari teman saya di Jepang, bahwa teman saya mengatakan ada sebuah laporan kematian yang cukup aneh yang terjadi pada minggu lalu, ia menemukan artikel ini ketika ia sedang membaca sebuah koran harian di Jepang.
Saat itu, ada sekelompok remaja yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 4 anak perempuan dalam satu sekolah perguruan tinggi yang sama. Suatu malam, mereka sedang mengadakan pesta kecil di rumah salah satu remaja tersebut, di tengah malam hari, mereka mengadakan sebuah permainan uji nyali yang menguji keberanian dan mental mereka dengan pergi ke lokasi yang berhantu.
Selama bertahun-tahun, mereka telah mendengar desas-desus cerita tentang sebuah gedung sekolah tua yang sudah lama ditinggalkan dan tergeletak di pinggiran kota. Semua penduduk sekitar mengatakan bahwa geduh sekolah tua itu telah di huni oleh para hantu. Tak satu pun dari mereka percaya pada hantu, tetapi mereka hanya ingin bermain dengan tipuan lelucon kemudian menakut-nakuti antar sesama dan sepertinya sekolah tua yang ditinggalkan itu adalah tempat yang paling dekat dari lokasi rumah mereka.
Salah satu dari mereka mempunyai sebuah mobil, sehingga mereka langsung melaju ke gedung sekolah tua dan setelah sampai disana, mobil mereka langsung diparkir di luar lapangan. 8 remaja tersebut telah memutuskan, bahwa mereka akan mengeksplorasi gedung sekolah tua ini, kemudian mereka telah membuat sebuah kesepakatan kepada setiap pasangan untuk berjalan di sekitar sekolah searah jarum jam, ini akan memakan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengelilingi sekolah ini. Pasangan pertama akan memulai permainan ini kemudian ketika mereka kembali, mereka akan memberitahu kepada pasangan selanjutnya bahwa apakah yang mereka lihat di setiap ruangan sekolah dan ceritakan tanpa adanya unsur kebohongan. Kemudian peraturan itu akan menjadi pasangan selanjutnya untuk berjalan di sekitar sekolah, pasangan pertama, laki-laki dan perempuan yang akan memulainya dan langsung berjalan menuju sekolah, kemudian 6 remaja lainya menunggu di mobil. Setelah beberapa saat kemudian, setelah pasangan pertama menuju ke sekolah itu, mereka mulai tidak sabar dan mulai penasaran apa yang telah mereka lihat disana, dan kemudian waktu sudah menunjukan lebih dari 20 menit, dan kedua pasangan itu masih belum kembali ke mobil. Setelah 30 menit berlalu, remaja yang lain sudah merasa bosan untuk menunggu mereka tiba di mobil. Kemudian mereka memutuskan kepada pasangan nomor 2 untuk berjalan dan menuju ke sekolah itu sekaligus mencari teman- teman mereka yang terdahulu.
Setelah pasangan nomor 2 masuk ke dalam sekolah, kemudian yang lain akan menunggu giliran. Setelah 20 menit kemudian, pasangan nomor 2 itu pun sepertinya juga tidak kembali ke mobil, kemudian sisa remaja yang berada di mobil tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi pada mereka disana, saat itu pun mereka mulai saling bertanya-tanya apakah teman-teman mereka sedang bermain lelucon kepada mereka. Sudah hampir satu jam sejak pasangan nomor 1 dan nomor 2 tidak kembali ke mobil. Kemudian dilanjutkan dengan pasangan nomer 3, pasangan ini sangat gugup dan sedikit merasa khawatir untuk berjalan ke sekolah itu, dibenak mereka adalah hanya ingin menemukan teman-teman mereka yang telah menghilang dan tidak kembali ke mobil. Salah satu remaja perempuan mulai merasa panik dan menangis, kemudian mereka mencoba untuk menghiburnya. Pada akhirnya, mereka berkata dengan kompak "Kami bertiga akan mencari mereka, kamu disini saja dan selalu di dalam mobil. Namun jika kami bertiga juga tidak kembali ke mobil setelah 30 menit. Tolong hubungi polisi secepatnya."
Setelah mereka bertiga pergi, sisa satu remaja seorang perempuan di dalam mobil. Kemudian ia keluar dari mobil karena gugup dan berdiri sendirian di depan mobil melihat teman-temanya menuju ke sekolah yang dingin dan gelap, kemudian ia sempat berteriak dan berkata "Cepat kembali, aku menunggu kalian di sini!" namun suara perempuan itu tak sampai kepada ke 3 teman-temanya. Di tengah dinginya malam perempuan itu mulai menangis. 10 menit, 20 menit, 30 menit bahkan sampai 1 jam dia tetap menunggu mereka untuk kembali ke mobil, tetapi mereka pun tidak ada yang kembali. Kemudian ia mulai masuk ke dalam mobil, memutar kunci kontak dan melaju ke kantor polisi terdekat untuk melapor diri. Empat petugas polisi disertai perempuan itu langsung menuju ke gedung sekolah tua. Kemudian fajar pun tiba, mereka tetap mencari ke tujuh remaja yang menghilang. Pada awalnya, mereka tidak bisa menemukan tanda-tanda mereka di halaman sekolah tetapi kemudian mereka menemukan bahwa ada sesuatu di dalam ruangan olah raga, nampak pintu olah raga sedang terbuka, kemudian para polisi masuk ke dalam gedung itu, tetapi ruangan itu kosong. Namun sempat ada keheningan yang menakutkan di udara. ketika mereka melihat ke atas langit-langit gedung olah raga, akhirnya mereka berhasil menemukan 7 remaja yang hilang tersebut.
"7 dari remaja tersebut di temukan dalam keadaan yang mengenaskan dan sudah tidak bernyawa, mereka semua tergantung dengan tali di langit-langit gedung olah raga dengan lidah menjulur dan kedua mata terbuka lebar!"
Polisi pun bertanya kepada remaja perempuan yang masih hidup dan remaja itu pun telah bersumpah bahwa dia telah mengatakan yang sebenarnya telah terjadi di sekolah tua itu dan ini bukan lelucon. 7 pasangan remaja itu telah masuk ke gedung sekolah tua untuk permainan uji nyali yang menguji keberanian mereka, kemudian mereka pun tidak punya alasan untuk melakukan Bunuh Diri Bersama.
Setelah berminggu-minggu para polisi mencoba untuk memecahkan misteri kasus kematian ini. Kemudian, polisi akhirnya menutup kasus ini, karena mereka tidak bisa menemukan bukti bahwa remaja telah dibunuh atau bunuh diri. Pada akhirnya, insiden itu dijelaskan sebagai kasus Histeria Massa. Polisi mengklaim bahwa tujuh remaja harus terlibat dalam semacam fakta bunuh diri. Sampai saat ini, setelah kematian misterius itu terjadi, tidak seorang pun di kota itu yang berani untuk menjelajahi gedung sekolah tua yang ditinggalkan lama itu.
Catatan : Histeria massa adalah sebuah pandangan irasional atau perilaku tidak wajar yang menyebar luas kepada sejumlah orang yang sebenarnya bukanlah bentuk tindakan sosial tiada arti yang diarahkan kepada orang lain.

[TUGAS SEKOLAH] Novel Layar Terkembang tahun 20 30 an

SINOPSIS

Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia dikenal sebagai seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita. Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlanjut dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggal di Martapura, Sumatra Selatan.
Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya Tuti dan Maria pulang. Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia selalu teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis.
Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun kemudian dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap. Sementara itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa.
Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres Putri Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan emansipasi wanita. Suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura. Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura.
Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terjun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Sesungguhpun demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo. Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.
Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan sabar. Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta jawaban Tuti perihal keinginannya untuk menjalin cinta dengannya. Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seorang, Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka segera ia menulis surat penolakannya.
Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat. Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan. 
Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi. Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria menghembuskan napasnya yang terakhir. “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalau saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain”. Demikianlah pesan terakhir almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi.

ANALISIS

Unsur Instrinsik :
Tema : Perjuangan wanita Indonesia

Latar / Setting :
Tempat :
• Gedung akuarium di pasar ikan
• Rumah Wiriaatmaja,
• Mertapura di Kalimantan Selatan,
• Rumah Sakit di Pacet,
• Rumah Partadiharja,
• Gedung Permufakatan
Alur : Maju
• Perkenalan : Saat di gedung akurium Yusuf bertemu dengan Maria dan Tuti. Pertemuan itu memberi kesan istimewa pada Yusuf. Hingga akhirnya, Yusuf selalu merasa ingin bertemu dengan Maria. Dari pertemuan-pertemuan selanjutnya dengan Maria danTuti, Yusuf mulai jatuh cinta kepada Maria. Ternyata perasaan Yusuf dibalas pula oleh Maria. Mereka berdua hingga akhirnya merajut suatu ikatan khusus yang semakin lama semakin mendalam. Pada akhirnya, Yusuf dan Maria bertunangan.
• Konflik : Maria dan Tuti bertengkar hebat. Pertengkaran itu disebabkan oleh kritikan pedas Tuti terhadap Maria. Tuti mengkritik bahwa cinta Maria kepada Yusuf sangat berlebihan dan dapat melemahkan diri Maria sendiri. Tetapi Maria yang hatinya saat itu sedang marah, Ia membalas kritikan Tuti dengan mengatakan bahwa dalam masalah cinta Tuti sangat perhitungan dan tak pernah mau rugi sedikit pun serta Tuti selalu memikirkan kongres ketimbang memikirkan perasaanya. Dan disinilah Tuti sadar bahwa sampai kapanpun Ia tak bisa melawan kodratnya sebagai perempuan yang memiliki perasaan untuk mencinta.
• Klimaks : Suatu ketika Maria terkena penyakit malaria. Penyakit tersebut membuat Maria begitu lemah ditambah lagi penyakit TBC. Hingga pada akhirnya, Maria meninggal dunia.
• Anti Klimaks : Sebelum Maria meninggal dunia, Ia menitipkan pesan terakhirnya kepada Tuti dan Yusuf, yaitu jika kelak Ia meninggal nanti, Ia berharap bahwa Tuti dan Yusuf dapat menikah.
• Penyelesaian : Akhirnya Tuti dan Yusuf menuruti permintaan terakhir Maria. Mereka berdua menikah. Dengan begitu, Tuti tak perlu tersiksa lagi dengan perasaan kesepian yangs elama ini ia coba untuk melawan.

Sudut Pandang : Orang ketiga yang ditandai dengan menggunakan nama dalam menyebutkan tokoh-tokohnya.

Tokoh dan Perwatakan :
• Maria : adalah adik Tuti, yang sangat periang.
• Tuti : seorang wanita yang memiliki wawasan dan pemikiran modern. Ia mencoba menyamakan hak kaum wanita dengan kaum pria.
• Yusuf : seorang pemuda terpelajar yang modern. Ia adalah mahasiswa kedokteran. Sifatnya baik hati dan berbudi luhur.
• Supono : Seorang pemuda terpelajar yang baik hati dan berbudi luhur.
• Wiriaatmaja : Ayah dari Maria dan Tuti, seorang yang memegang teguh agama, baik hati dan penyayang.
• Partadiharja : Adik Ipar Wiriaatmaja, seseorang yang baik hati, teguh pendirian dan peduli antar sesama.
• Saleh : Adik Partadiharja, seorang lulusan sarjana yang sangat peduli akan alam sehingga ia mengabdikan diri sebagai seorang petani.
• Rukamah : Sepupu Tuti dan Maria, seseorang yang baik hati dan suka bercanda.
• Ratna : Istri saleh, Seorang petani yang pandai dan baik hati.
• Juru Rawat : Seorang yang baik hati.

Gaya Penulisan : Didalam novel ini banyak ditemukan majas personifikasi dan banyak menggunakan bahasa Melayu sehingga terlihat agak rancu dan sulit dimengerti.

Amanat / Pesan : Perempuan harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan demikian perempuan dapat lebih dihargai kedudukannya di masyarakat.

Unsur Ekstrinsik :
Biografi pengarang :
Sutan Takdir Alisjahbana dilahirkan di Natal, 11 Februari 1908. Beliau merupakan tokoh terkemuka dalam sejarah kesusastraan dan pemikiran kebudayaan di Indonesia. Dia banyak menulis puisi, novel, esai-esai sastra, bahasa serta tulisan ilmiah mengenai filsafat, ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
Nilai Agama :
kita menjalankan perintah agama di mulai dari sekarang juga, tidak harus menunggu hari tua.

Nilai Sosial :
Novel ini menceritakan bahwa sesama manusia, apalagi sesama kaum pelajar harus saling membantu. Bantuan itu dapat berupa beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu.

Bahasa Pengarang :
Bahasa pengarang adalah bahasa Melayu.Walaupun latar novel Layar Terkembang di Jakarta,bahasa yang digunakan ialah bahasa Melayu.
Unsur kebiasaan , adat , etika :
“...Tiba di muka pekuburan berhenti taxi itu dan keluarlah mereka.Yang perempuan membawa di tangan kanannya karangan bunga.....
Pada batu nisan pualam putih yang berukir tepinya, terlukis dengan air emas yang berkilat-kilat...Maria berpulang...Januari 193... usia 22 tahun.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Keunggulan : Keunggulan dari novel ini adalah cerita yang disuguhkan kepada pembaca sangat menarik , kisah cinta Yusuf, Tuti dan Maria sangat menarik untuk diikuti.

Kelemahan : Bahasa yang digunakan dalam novel Layar Terkembang susah dimengerti karena banyak menggunakan bahasa-bahasa lama.